Minggu, 13 April 2008

Yang hilang dari sebuah Kebiasaan

Tangannya dan tanganku menyatu dalam kehangatan, selang beberapa saat badannya dan badanku menyatu kemudain hal yang paling intimpun terjadi, pipku dan pipinya menyatu. Iya… terasa hangat, terasa akrab dan terasa syahdu menyelinap di dalam hatiku.

Beliau adalah seorang penulis, kapasitasnya sebagai seorang penulias tidak diragukan lagi, hal ini di buktikan dengan predikat best seller pada setiap buku yang di terbitkan, bukunya mudah dicerna oleh setiap prang yang memacanya,dan dialah yang memberikan banyak inspirasi pada kita melalui nasehat – nasehatnya dalam bentuk cerita.

Kita memang baru kenal beberapa bulan, tetapi sudah sangat dekat, kita memang baru pertama kali bertemu, tapi semangat untuk menjaga ukhuwah antar muslim tetap kita jaga, saya hampir lupa, ketika pertama bertemu dengannya, beliau mengulurkan tangan terlebih dahulu diikuti senyum simpul serta di lengkapi dengan salam khas milik umat islam yang berisi doa kepada saudara kita.

Akhir – akhir ini tradisi salam khas islam yang mungkin bisa di analogikan seperti “salam semut” mulai pudar. Kebanyakan dari kita mengucapkan salam kepada orang yang sudah kita kenal, jarang sekali ada orang yang dengan tulus mengucapkan salam kepada orang yang baru di temuinya. keadaan ini sudah sangat berbeda jika di bandingkan dengan keadaan umat islam pada zaman Nabi Muhammad SAW. Ketika mereka bertemu, saling bertatap, saling menyapa,saling mengucapkan salam, saling mendoakaan satu sama lain serta saling bercengkrama.

Sungguh sangat dekat antara muslim yang satu dengan yang lain. Perumpamaan yang di berikan nabi sudah tercapai, bahwa satu muslim dengan muslim yang lain itu laksana anggota tubuh, jika satu anggota terluka, maka yang lainpun ikut merasakannya. Itulah sebenarnya esensi dari persahabatan yang telah di ikat oleh oleh nabi dengan tali yang sangat kuat, tali yang tidak akan terputus sepanjang zaman,tali persahabatan yang di dasarkan karena sesama muslim dan persahabatan yang di dasarkan atas cinta pada Allah SWT.

Kembali kita bertanya pada diri kita sendiri, pantaskah kita menyebut diri sebagai umat islam sementara hal yang sekecil ini saja (menurut kita) belum mampu untuk membiasakannya? Iya… ini memang akhir zaman, dan salah satu cirinya adalah ucapan salam yang di ucapkan kepada orang – orang yang sudah kita kenal.

Wahai setiap insan yang mengaku diri sebagai muslim, bersiaplah..!!! bersiaplah untuk menyiapkan segala amal “andalan” kita untuk bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, saat – saat terindah di dalam kehidupan ini adalahsaat kita bertemu dengan kekasih kita, terasa intim, terasa romantis dan terasa menghujam di dalam hati kita. Itulah saat kita bertemu dengan Tuhan semesta Alam, Allah SWT, dengan membawa amal ibadah yang shaleh yang jauh dari kesyirikan. (Wang.31.3.08/04.38)

Posisi Al-Qur”an di hati kita

Dinginnya angin malam ini lebih terasa dingan dari malam – malam biasanya. Gemericik air hujan menampar wajahku begitu keras keras, dan aungan suara motor lebih terasa keras daripada sebelumnya, bertarung dengan waktu, bertarung dengan dinginnya malam. Tidak seperti biasanya, hari selasa saya pulang dari kampus malam hari, karena memang dapat jatah kulih malam.

Ditengah perjalanan pulang, saya mampir dulu ke masjid untuk menunaikan sholat isya yang tertinggal. Dinginnya air wudhu bisa membuat kepala saya lebih fresh. Karena tempat wudhu dekat dengan tempat sholat putri, saya bisa sedikit melihat apa yang sedang terjadi di sana, betapa kagetnya saya ketikatanpa sengaja terlihat banyak muslimah berkumpul di tempat sholat untuk mengumandangkan dzikir yang saya sendiri juga sedikit merasa asing.

Kuayunkan kakiku kedalam masjid, jari – jariku meraih gagang pintu masjid, saya menunaikan sholat isya, tetapi dengan tidak sedikit khusuk karena mendengar ibu ibu membaca ayat al-qur”an secara bersama – sama dengan nada yang lumayan keras, jika tidak slah mereka membaca ayat kursi, tapi saya tidak tahu secara pasti, yang saya tahu mereka mengulang – ulang. Memang sudah menjadi tradisi di masyarkat kita bahwa yang senang ikut pengajian adlah ibu – ibu, sangat jarang ad perkumpulan rutin bapak – bapak yang di dalamnya ada kajian bersama, ini adalah salah satu rahasia ilahi yang belum terpecahkan.

Sholat isya yang sya tunaikan selesai secara bersamaan dengan pengajian yang mereka selenggarakan. Satu – persatu para jamaah meninggalkan tempat dan eranjak pulang, sayapun mengambil kunci motor dan meuju tempat parkir, kemudian berpapasan dengan seorang ibu dan anaknya, tiba – tiba anaknya bertanya

“Ma, kertas ini di pasang di mana?”

“Di pasang di atas pintu rumah”

“Untuk apa sih ma?”

“Biar setan pada kabur dan rejeki mudah datang pada kita”

Saya berhenti sejenak dan kemudian berfikir, ternyata mereka sangat antusias mengikuti [engajian itu karena ada maksud2 tertentu, yang sangat memprihatinkan adalah ereka menggunakan al-qur”an untuk menraihnya.hal ini sudah sangat berkembang di negara kita dan bahkan menjadi adat. Kembali lagi kita bertanya apakah al-qur”an kita gunakan untuk perkara – perkara seperti itu? Atau kita gunakan al-qur’an untuk mencari kenikmatan dunia? Terus apa bedanya dengan jimat penglaris? Atau mungkin juga kita gunakan untuk menarik lawan jenis kita? Apa bedanya dengan jampi – jampi yang diberikan oleh para dukun calon penghuni neraka? Sungguh, Al-qur’an diturunkan bukan untuk hal – hal semacam itu. Wahyu ini diturunkan dengan tujuan yang sangat mulia, sebagai petunjuk manusia untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mengabdinya, dengan kata lain al-qur’an sebagai pedoman hidup manusia, pedoman di sini maksudnya pedoman yang baik – baik. Yang oleh karena tujuan yang mulia itu, beribu – ribu orang sahabat rela mati, yang oleh tujuan itu seorang sahabat rela di siksa demi mempertahankan akidahnya, dan karena tujuan itu, nabi Muhammad rela di siksa dan di terlantarkan.

Marilah sejenak kita merenung dan bertanya pada dirikita, apakah kita sudah mengembalikan tujuan dari diturunkannya al-qur’an? Atau jangan – jangan kita termasuk di dalam golongan yang menyalahgunakan al-qur’an? Hanya dirikita yang mampu menjawabnya dan hanya Allah SWT yang tahu segala apa yang terselip di dalam hati manusia. (wang,28/3/08.05.00am)

Bersembunyi di balik “Koordinasi”

“Assalamu”alaikum, Wr. Wb, af1 menggangu, di mohon kehadirannya pada koordinasi sore ini di masjid jam 16.00, harap datang tepat waktu ya akh..”

“Wa”alaikum salam wr, wb. Agendanya apa? Yang datang siapa saja?”

“Agendanya koordinasi terakhir untuk persiapan kegiatan besok.”

“Ane bisa datang g ya? Nanti saya kabari lagi ya..”

“Pokoknya antum harus datang, karena antum adalah kunci dari kegiatan ini, saya tunggu kehadirannya ya, jangan sampai tidak datang, ok?”

Dilihat sepintas dari percakapan tersebut memang tidak ada yang salah, ya hanya sebatas percakapan biasa dan undangan untuk mengharapkan kehadiran saudara kita, mungkin tidak jadi masalah kalau itu percakapan antar sesama ikhwan atau sesama akhwat, tapi lain ceritanya kalau percakapan itu terjadi di kalangan aktifis dakwah yang berlainan jenis, salahnya di mana? Saya juga tidak tahu.he..tapi yang jelas akan berubah makna ketika ini terjadi antara ikhwan dan akwat.

Aktivis dakwah juga manusia - kata rocker – yang tidak luput dari perasaan cinta.

Walaupun mereka mengikuti kajian, belajar al-qur’an dan menyambung tali siaturahmi, tapi tetap saja bisa terjangkit virus yang sangat ganas ini. Saya katakan sangat ganas karena tidak seorangoun tahu bahwa dirinya secara perlahan sudah terinfeksi. Bahkan antivirus paling canggihpun tidak bisa mendeteksinya pun juga sudah di update, kok bisa ya? Ya bisa lah, namanya juga manusia,hw..

Virus itu menjalar dengan perlahan tapi pasti, menelusup rapat dengan kode penyamaran yang nyaris tidak terlihat, virus itu semakin subur ketika aktivitas ini di lakukan berkali – kali. Mungkin kita bisa menjaga hati, tetapi siapa yang berani menjamin bahwa lawan bicara kita juga bisa menjaga hati? Mungkin dia bisa menjaga hati, tapi apa kita bisa menjaga hati dengannya? Mungkin kita bisa menjaga hati, tapi apakah kita bisa menjamin bahwa orang – orang di sekitar kita bisa menjaga hati? Ya itulah sulitnya, ini bisa menjadi halangan atau bisa juga menjadi tantangan. Saya memperingatkan khususnya pada diri saya pribadi dan umumnya pada para aktivis dakwah, bahwa keberhasilan dakwahmu di pertaruhkan di sini, dipertaruhkan dengan kejernihan hati ketika kita “bekerja” dengan mengharapkan ridho dari-Nya atau karena si “dia” juga ikut dalam barisan ini. Hanya kita dan Allah SWT yang mengetahuinya.

Semoga kita otak kita tidak harus di install ulang karena sudah terjangkit Virus MJ ini. Oleh karena itu secepatnya install anti virus bernama “Al-Qur”an.exe” serta firewall yang cukup ampuh bernama “As-Sunah.exe” insya Allah “Komputer anda” aman, tapi antivirus itu harus di update setiap hari dan di uggrade tiap bulan dengan database yang bisa menangkal varian virus itu, file library itu bernama “30 jus.dll”. semoga tips ini bisa bermanfaat. Amin. (Wang,7.4.08/17.25)

Sikap Seorang Muslim Menghadapi Film Fitna

Setiap perjuangan pasti ada masanya, setiap perjuangan pasti memiliki jenis musuh yang berbeda – beda pula, jika di dalam perjuangan para sahabat mereka di hadapkan dengan peperangan yang besar dan kadang tidak seimbang, maka perjuangan sekarang sedikit berbeda rintangannya. Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, rintanganpun berubah menjadi perang multikultural, multidimensi dan multi kepentingan. Rintangan itu sudah berubah menjadi rintangan digital, salahsatu bentuk yang sangat nyata adalah film fitna yang di keluarkan oleh parlemen belanda, rintangan ini sangat efektif dihadapi dengan multimedia juga. Saya tidak mengatakan bahwa dengan mengangkat senjata sudah tidak efektif lagi, tetapi kita harus melihat konteks dan jenis rintangan tersebut. Kalo mereka menyerang kita dengan senjata kitapun bisa, mereka menyerang dengan media kitapun seharusnya bisa.

Yang membedakan islam dengan yang lainnya adalah sikapnya yang lemah lembut terhadap sesama, walaupun dalam keadaan tertentu seorang muslim harus bisa bersikap tegas dan tanpa kompromi, sikap tegas tersebut di butuhkan ketika menyangkut masalah akida kita, kita harus tegas. Kalo saja agama lain yang di serang dengan film tersebut saya berfikir mereka juga akan membalasnya dengan film yang isisnya memojokan musuh mereka, tapi itu tidak berlaku untuk ummat islam, kita harus melawan tetapi dengan tepat dan cerdik.

Semoga keberkahan terlimpah kepada saudara – saudara kita di iran yang degan antusias menggarap “film tandingan” dari fitna. Disaat orang lain hanya bisa mengeluh dan mengecam tanpa memberikan solusi, mereka dengan semangatnya menggarap ladang dakwah yang terlupakan ini, seperti diberitakan oleh infosyiah.wordpress.com bahwa iran sedang menggarap tandingan film fitna dan dalam tahap dubbing suara.

Ringan, tepat dan cerdas, itulah jalan pemikiran seorang muslim yang bijak. Perlu diketahui juga bahwa film ini bukan menyerang balik kepada penyerang islam dengan menyudutkan ummat agama lain, tetapi mengklarifikasi ajaran islam sesuai dengan al-qur”an dan as-sunah, mereka menyadarkan pada kita bahwa film tersebut kurang benar dan perlu diluruskan. Semoga pengaraan film tandingan fitna in cepat selesai sebagai counter kita terhadap serangan mereka, counter attack yang bijak, serangan balik yang membuat mereka tidak bisa berkutik, serangan balik yang membuat setiap denyut nadi mereka melemas dan akhirnya sadar tentang kebenaran islam, beginilah sikap seorang muslim menghadapi gelombang fitna, hadapi dengan simpel, cerdas dan berwibawa, seuai dengan karakteristik seorang muslim yang sejati. (wang,13/4/08/17.58)

Kamis, 10 April 2008

Apakah Pendidikan Berpendidikan?

Institusi pendidikan dalam hal ini Universitas seharusnya mampu memberikan iklim dan kondisi yang mendukung untuk di adakannya proses mencetak generasi perubah dengan pendidikan yang optimal di semua civitas akademika. Bukan hanya di kalangan Mahasiswa saja tetapi seharusnya di kalangan pengajar dan para pejabat Universitas yang seharusnya menjadi kiblat dan teladan bagi mahasiswa. Akan menjadi hal yang sangat riskan dan sangat ironis jika idealisme untuk disiplin dalam hal pendidikan hanya diterapkan di kalangan mahasiswa saja, karena hal ini akan menjadikan ketimpangan sosial yang berpotensi melahirkan konflik antara infrastruktur agen perubah.

Ketika kita sudah membawa label dan tercipta midset di kalangan umum bawa Universitas merupakan sebuah lembaga yang bisa dan berpotensi untuk melahirkan pemikir peradaban dan akhirnya bisa menjadikan kehidupan yang lebih baik, maka kita harusnya bercermin pada diri sendiri, apakah jabatan dan label mulia yang diberikan kepada kita sudah sepenuhnya ada dan include pada kita? Hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya, karena setiap individu memiliki idealisme masing-masing dan tentunya di ikuti oleh kontribusi yang berbeda – beda yang memiliki peran yang sangat penting dalam usaha membuat kehidupan yang lebih baik.

Hal yang seharusnya mereka lakukan adalah, menyadarkan diri mereka sendiri akan keberadaan dirinya dan statusnya sebagai kaum interlektual muda dan betapa pentingnya mereka ketika dihadapkan dengan ketimpangan sosial yang terjadi di sekitar mereka, bukan malah menutup diri dan mengunci idealisme mereka di dalam sebuah benteng peradaban yang tidak akan pernah runtuh di makan oleh zaman. Hal ini bisa akan terwujud jika mulai sedini mungkin mereka belajar untuk peka terhadap kejadian – kejadian di sekitar mereka, dan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pembelajaran sedini mungkin untuk bisa ikut ambil bagian di dalam perubahan sebuah peradaban. Solusi kongkretnya adalah dengan sedini mungkin untuk ikut berorganisasi di semua aspek kehidupan, karena hanya dengan berorganisasi inilah secara bertahap kita akan sedikit demi sedikit ikut merasakan apa yang sedang terjadi, sehingga jika kita tidak merasa nyaman dan terbelenggu oleh kediktatoran zaman, maka kita akan berdiri tegak dan serentak mengibarkan panji perlawanan terhadap ketimpangan sosial untuk kehidupan yang lebih baik !!!. ( Wang )

Semarang, 24 Agustus 2007

Berlalu dengan Kesiaan

Setiap detik berlalu dengan kesiaan

dalam hidup ini tak ada yang abadi

suatu saat semuanya akan musnah

entah sekarang, atau esok hari

hanya dengan kasih sayang-Mu

aku hidup di dunia ini,

dengan limpahan rahmat-Mu

aku manapak hidup...

Tuhan, maafkanlah daku

yang setiap kali mendurhakai-Mu

Sungguh aku termasuk orang yang rugi

jika hidupku tanpa ridho-Mu

Masih jelas ku teringat janjiku pada-Mu

janji untuk selalu taat kepada-Mu

janji untuk menjalankan amanah

dan segala janji yang telah aku ucapkan

tapi sekarang....

lagi - lagi aku mendurhakaimu (Wang,Semarang, 08.12.07)

Sebuah refleksi diri

Untuk kekasihku,

Ketika ku temukan jalan dakwah,

Ku temui arti hidup ini….

Walaupun ini jalan yang berat dan penuh dengan rintangan

Ku yakin Allah SWT bersama ku.

Ku ingin menjadi pemuda Islam yang Kafah !!!

Mohon do’a restunya….

Semoga seseorang yang ku cintai juga dapat menikmati indahnya dan manisnya Islam ini..

Amiin…

(Wang,Semarang, 16 agustus 2006)

Ubah Paradigma Dakwahmu

Jika engkau bergaul dengan penjual minyak wangi, maka engkau akanikut merasakan wanginya, tetapi jika engkau bergaul dengan seorang pandai besi yang setiap hari bergelut dengan panasnya bara api maka engkaupun akan ikut merasakan panas, atai bahkan bisa terbakar jika engkau tidak hati – hati.

Agaknya perumpamaan ini sangat cocok jika di terapkan dalam konterks dakwah. Dakwah adalahsebuah perjalanaan panjang, berliku dantak akan berhenti sampai malaikat izrail datang memanggil. Dakwah ini hanya akan mampu di emban oleh raksasa – raksasa dejarah yan akan mengubah peradaban islam dan akan berorientasi pada peradaban dunia.

Jika engkau ingin mengenal lebih jauh tetang islam, maka datanglah kepada seseorang yang memilikikapabilitas di dalam keilmuan islam, jangan kau mendekatiorang yang jauh dari agama yang kerjaannya setiap hari hanya berbuat maksiat. Jika kita merenung lebih dalam tetang konsep dakwah tadi, agaknya paradigma dakwah seperti itu barulah tahap pertama, dimana tahap ini merupakan pencariaan jati diri dan perbaikan untuk mengenal islam lebih dekat.

Kembali kita bertanya, Apakah engkau tidak ingin “Sang Pandai besi” juga ikut merasakan harumnya minyak wangi? Apakah engkau akan meninggalkan sang pandai besi akan selamanya bau dan kepanasan? Tentu jawabnya adalah tidak !!. seseorang di katakan sukses jika dia telah sukses dan medistribusikan kesuksesannya kepada orang lain. Jika engkau telah sukses melewati tahap dakwah pertama, maka jangan berhenti sampai disitu. Jika engkau telah merasakan harumnya inyak wangi, maka alangkah lebih baiknya jika engkau kembali ke penjual mingak wangi dan memborong semuanya, kenudian engkau bagikan minyak itu kepada eorang lain. Pasti semuanya senang. Berikan minyak wangi itu kepad sang pandai bei, sehingga ikut merasakan wangi, walaupun setiap hari bekerja dengan panas.

Jika engkau telah mengerti (walaupun sedikit) tentang islam. Jangan tunggu lagi untuk meyebarkannya kepada semua orang yang kau kasihi, orang yang kau temui, dan bahkan kepada Musuhmu!. Jangan sampai engkau menutup diri kepada manusia – manusia yang sering berbuat maksiat, dan jangan engaku berlaku sombong karena merasa lebih baik darinya. Buang jauh – jauh perasaan itu. Mungkin suatu saat ia akan bertaubat danbisa menerima risalah ini dengan lebih baik, siapa tahu??.

“Bergaulah dengan penjual minyak wangi, borong semua botol minyak wanginya, kemudian hampirilah sang Pandai besidan berikan satu botol minyak wangi itu padanya, sehingga ia ikut merasakan wangi…”. Paradigma dakwah seperti ini sungguh luar biasa dan sangat menakjubkan. Jangan biarkan saudaramu bergelimangan dosa selamanya, ajaklah dia untuk menuju cahaya yang terang benderanh, sonsonglah kejayaan islam di Bumi Udinus Tercinta, Allohu Akbar..!!! (wang,12.12.07)

Berdakwah Melalui Birokrasi

Banyak yang beranggapan bahwa politik menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, sehingga identik politik itu kotor. Jika kita akan memaknai suatu kata secara intensif, maka akan sangat terpengaruh pada konteks pemakaian kata itu pada masa kini. Memang terkadang politik sekarang ini banyak yang syarat dengan praktek – praktek yang kurang baik, tetapi sekali lagi hati – hati dalam memaknainya.

Jangan engkau masuk kedalam “lingkaran setan” yang akan terus berkata dan menjelekkan dan malah menjauhkan diri dari hal – hal semacam itu. Jika banyak orang yang beranggapan bahwa politik saat ini “Kurang baik”, maka seharusnya sudah menjadi tanggungan kita untuk sekuat tenaga turut serta dalam memulihkan kebobrokan itu, jangan malahmeninggalkannya apalagi mencerca ataumenghardiknya. Masuklah kamu ke dalam “lingkaran malaikat” yang senantiasa berkeinginan untuk merubah kebobrokan itu.

Islam adalah Syamil dan mutakamil, sehingga Islam tidak hanya berkutat masalah rohani saja, tetapi juga menyangkut aspek ekonomi, sosial, politik, dll. Jika anda hanya mengambil salah satu aspek saja, terus apa yang di sebut sebagai syamil dan mutakamil?. Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang bisa di terapkan oleh semua lapisan masyarakat. Pada Zaman NabiIslam juga suda mencakup di dalam politik atau siyashi. Salah satu kunci sukses Nabi dalam membuat sebuah peradaban umat manusia adalah, beliau dikelilingi oleh sahabat – sahabat yang ahli dalam berbagai bisang kehidupan, termasuk juga negosiasi dan politik.

Yang terjadi sekarang adalah kitamembeda-bedakan urusan agama, negara dan politik. Lalu apa bedanya kita dengan kau sekuler? Akibatnya kita hanya mengeluh ketika yang “duduk” di kursi dewan adalah “Musuh – musuh Islam”, kita hanya bisa mencerca mereka tanpa mau berusaha mengambil alsih kekuasaan itu. Kita hanya bisa menangis tatkala mereka membuat kebijakan – kebijakan yang notabene memberatkan dan memojokan umat Islam, bukan sepenuhnya mereka yang salah, tetapi sebenarnya 50 % lebih kita juga ikut ambil karena tidak mempunyai keinginan sedikitpun untuk merebut kekuasaan itu.

Pesan terakhir dari kami untuk setiap generasi yang rindu akan perubahan, Hasan Al-Bana pernah berkata, “Ketika seorang Dai membaca lebih banyak buku, maka dia berpeluang untuk memimpin peradaban Islam, dan tatkala sorang Dai membaca lebih banyak buku lagi maka ia berpeluang menjadi pemimipin peradaban Dunia”. Kemudian sekarang kita hanya bisa bertanya pada diri sendiri, siapkah dirimu untuk kebangkitan Islam dan rebut kursi kepemimpinan itu? Dan jangan sampai kita hanya bisa mengeluh saja di kemudian hari ketika kita tidak melakukan apapun untuk kehidupan akhirat kita. Wahai Generasi Pembuka Jalan Perubahan, Ayo Bangkit dan rebut kuris itu ( wang )

Semarang, 17 mei 2007

Rabu, 09 April 2008

Arti Sebuah Visi

VISI

Sebagian besar kegagalan adalah diakibatkan oleh kegagalan menetapkan Visi, Visi yang jelas merupakan langkah awal untuk mencapai sukses. Visi ini dapat diketahui dari pertanyaan, “Apa sebenarnya yang aku inginkan??”.

Apabila visi yang dimiliki adalah sebuah visi yang jelas dan juga besar, maka rintangan akan dipandang sebagai tantangan bukan sebagai penghalang.

Kepemimpinan yang baik artinya mengetahui seberapa banyak dari masa yang akan datang boleh diperkenalkan kepad masa kini, sinergi antara masa lalu dan masa depan. Orang besar selalu berfikir melampaui Zaman, Dia adalah manusia yang dilahirkan untuk masa depan.

Ary Ginanjar

Visi merupakan sumber kekuatan dari semua perubahan baik skala individu maupun skala institusi besar seperti negara.

British Rules The Waves, sebuah visi angkatan Laut Inggris Raya yang artinya “inggirslah yang mengatur Gelombang Samudra ”, kata – kata itu telah menghujam di dalam pikiran bawah sadar Angkatan Laut Kerajaan Inggris sehingga menjadi sebuah obsesi, dan sejarah membuktikan bahwa Inggris memang menjadi sebuah negara koloni terbesar di dunia abad pertengahan masehi, Benderanya di lambangkan delapan penjuru mata angin yang mengilhami mereka untuk menguasai dunia dari segala penjuru.

Saat perang Asia Pasifik Timur Raya, Bala tentara Jepang begitu perkasa menganeksasi hampir seluruh daratan Asia. Doktrin Tenno Haika atau Dewa Matahari-Nya membuat mereka begitu berani, sampai – sampai ada pasukan Kamikaze atau pasukan bunu diri Jepang. Hal ini tidak lain merupakan hasil dari penetapan doktrin “Penetapan Visi” orang – orang Jepang tersebut untuk memotivasi semangat dalam dirinya.

Hitler selalu mendoktrin bangsa Jerman saat perang dunia II bahwa Ras Aria sebagai ras tertinggi di dunia, sehingga bangsa Eropa Lain menjadi Objek dan Nazi Jerman menjadi Subjek dunia pada Waktu itu.

Coca – Cola menetapkan sebuah Visi Anywhere Anytime Drink Coca – cola, “Kapan saja, dimana saja, minum Coca - cola”. Ini bisa memotivasi para pimpinan direksi, management hingga pegawai terendah sehingga ereka terdorong utnuk merambah Dunia.

Sebab kegagalan Sebuah Visi

Penetapan visi umumnya hanya didasarkan pada logika, dengan mengabaikan suara hati. Akibatnya mereka hancur, Contoh ; Nazi yang ingin menguasai Dunia.

Jangan menetapkan sebuah visi hanya dengan menggunakan logika, tetapi juga menggunakan suara hati / fitra yang diberkan Allah SWT. ”Kita mendeteksi bukan menciptakan misi kita hidup”.

Visi Dalam Islam

Kalimat Syahadat adalah pencerminan sebuah visi, mulai dengan tujuan kahir dan membulatkan sebuah tekad. Kekuatan Syahadat jika ditanamkan di dalam hati, maka ia akan berubah menjadi

Kekuatan yang luar biasa dahyat yang akan mendorong setiap jiwa manusia untuk bergerak mencapai visi..

Syahadat merupakan sebuah perjanjian suci antara Manusia dan Allah SWT,figur yang bisa menerapkan visi itu adalah Nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil mengubah wajah dunia dengan bermodalkan syahadat, kemudian diteruskan oleh para sahabat.

Bukti keberhasilan sebuah misi; Mereka bisa menaklukan Mesopotamia. Siria, Palestina dan merebut Mesir dari kekuatan Byzantine pada tahun 642 M, kemudian Persia, Afrika Utara, Samudra Atlantik, Hingga ke Visigothic Spanyol, uniknya penaklukan itu selalu diikuti dengan masuknya orang – orang secara berbondong –bondong, secara sukarela dan tanpa paksaan sama sekali. Mereka menetapkan tujuan, bergerak dan menyelesaikannya dengan tangan mereka sendiri, tanpa suatu organisasi, LSM atau yang lainnya. Mereka adalah generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini, menurut Michael Hart.

Mereka di dorong oleh keyakinan kepada Allah SWT dan kepemimpinan seorang Nabi Mohammad, dalam satu kesatuan yaitu dua kalimat Syahadat.

Visualisasi Visi

Hampir setiap atlet hebat di seluruh dunia adalah mereka yang melakukan Visualisasi terahadap Visi mereka.mereka melihat, merasakan dan mereka mengalaminya sebelum meeka benar – benar malakukannya.

Kalimat Syahadat adalah suatu misi yang enghasilkan suatu bayangan tentang tujuan akhir yang divisualisasikan dalam betuk surga. Mereka memvisualisasikan visi mereka dengan indahnya Syurga yang di janjikan Allah SWT.

Inti dari kepemipinan adalah membuat sebua tujuan akhir yang berbentuk sebuah persepsi yang dinyatakan dengan jelas dan kuat.

Thomas Alva Edison adalah seorang penjual koran di kereta Api

Julius Caesa menderita penyakit ayan.

Napoleon lahir dari orangtua kelas rendahandan jauh dari kategori cerdas(peringkat 46 dari 65 oranfg siswa di akademi Militer.

Bethoven adalah seorang yang Tuli. Sama seperti Thomas Alva Edison.

Plato berpunggung Bungkuk dan Stepen Hawkings lumpuh.

Apa yang membuat mereka sukses??

“Kita suma hidup di bawah langit yang sama, tetapi tidak semua orang punya cakrawala yang sama” kata Konrad Adenauerr.

Doktrin Tauhid “Laa Ilaaha Illalla” merupakan syahadat serta proklamasi kemerdekaan martabat emanusiaan bagi setiap pribadi muslim yang nilainya jauh melampaui makna Declaration of Human Right.

Repetitive Magic Power

Ikrar kalimat syahadat paling sedikit diucapkan 9X dalam sehari semalam, ini akan menjadi sebuah doktrin maha dasyat yang akan mengisi dan menggetarkan kalbu.

Di Jepang pola ini diterapkan, dimana para instruktur mewajibkan para siswa eksekutifnya untuk mengucapkan kalimat “Saya Juara” 100x dalam sehari selama masa latihan, teori ini di sebut dengan Repetitif Magic Power yang berarti kekuatan ajaib dari perulangan.

Jika kita sholat 5x, maka ia melakukan repetitive magic power sebanyak 270x dalam sebuan atau 3.320x dalam setahun. Dan apabila ia telah melakukan shalat selama 10 tahun, maka ia telah melakukan repetitive magic power sebanyak 32.400x, dan ini dilakukan seumur hidup. Bayangkan ebnergi yang di timbulkan….!!!

Jika Shalat dilakukan tanpa didasarioleh suatu pemikiran danpemahaman yang mendalam tentang makna shalat sesungguhnya, maka ia akan sulit memperoleh benefit dari tindakan yang dilakukan.

Das Sollen + das sein artinya hati dilangit tetapikaki tetap menjejak bumi(down to the earth). Inilah prinsip tersirat yang diterapkan Nabi. Nabi berjuang mulai dari bawah sekali, bahkan mulai dari Nol.

“Aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah”, adalah suatu bentuk transformasi visi untuk membumikan sifat – sifat Allah yang mulia di atas bumi ini. Salah satu manfaat mengucapkannya ketika shalat adalah supaya kita mencontoh beli.

Kelompok Manusia dibagi menurut Visinya menurut John C. Maxwel memilki 4 tingkatan yaitu;

  1. Orang yang tidak memilki visi ( Pengembara ).
  2. Orang yang memilki visi tetapi tidak pernah mengejarnya sendiri ( Pengikut ).
  3. Orang yang memilki visi dan mengejarnya ( Peraih prestasi )
  4. Orang yang memilki visi, mengejarnya, dan membantu oranglain menemukannya (Pemimpin ).

Apa yang anda peroleh hari ini adalah hasil masa lalu anda dan apa yang anda lakukan hari ini adalah untuk masa depan anda.

Segla sesuatu diciptakan 2x, ciptaan pertama adalah ciptaan imaginasi di dalam alam pikiran, dan ciptaan kedua adalah ciptaan nyata pada alam fisik, contoh; seorang arsitek.

Visi adalah suatu pangangan tanpa batas, yang mampu menembusruang san waktu. Visi itu adalah sebuah pembimbing autopilot.

Doa adalah sebuah visi, sama – sama sebuah harapan, Nabi bersabda ”Mulailah dengan doa”. Itu artinya mulailah dengan sebuah visi.

Oarang yang mempunyai visi tetapi tidak mengejarnya mungkin karena krang kuatnya keyakinan dari dalam diri orang tersebut untuk mencapai visinya, atau karena salah mengartikan visi.